Dampak Negatif Media Sosial dan Tips Penanggulangan

Hasil gambar untuk media sosial remaja

Menurut Crish Garret media sosial adalah alat, jasa dan komunikasi yang memfasilitasi hubungan antara orang dengan satu sama lain dan memiliki peminat yang banyak tidak terkecuali para remaja, bahkan usia dibawah umur sudah memiliki akun media sosial pribadi. Menurut survei, kalangan remaja pengguna media sosial di Indonesia mencapai 30 juta.

Media sosial memang memiliki banyak positif seperti mempermudah komunikasi, memperluas lingkaran pertemanan, dan masih banyak lagi. Tapi, media sosial tidak terlepas dari banyak dampak negatif. Pada artikel ini, author akan membahas tentang berbagai dampak negatif media sosial pada remaja dan tips penanggulangannya. Berikut dampak negatifnya :

Sulit berkomunikasi secara langsung

Mereka menjadi semakin susah bersosialisasi dengan orang-orang sekitar. Disebabkan karena mereka malas belajar berkomunikasi secara nyata. Orang yang aktif dalam media sosial, jika bertemu lansung nyatanya adalah orang yang pendiam dan tidak banyak bergaul. Media sosial membuat seseorang hanya mementingkan diri sendiri. Mereka menjadi tidak sadar dengan lingkungan mereka, karena mereka banyak menghabiskan waktu di internet.

Berkurangnya kinerja

Para pelajar atau mahasiswa akan lebih fokus bermain media sosial pada saat mengerjakan pekerjaannya dan hal itu akan mengurangi kinerja mereka. Waktu belajar/mengerjakan tugas mereka akan terus berkurang. Hal ini juga dapat berpengaruh pada nilai akademis mereka nantinya.

Cybercrime

Hasil gambar untuk cybercrimeKejahatan di dunia maya dikenal dengan nama cyber crime. Kejahatan dunia maya sangat banyak macamnya seperti : hacking, cracking, spaming, dan lainnya. Cyber-bullying juga bisa termasuk. Cyber-bullying adalah tindakan membully melalui jejaring sosial. Contoh : mengupload kata-kata ejekan, mengupload foto teman yang memalukan, dll. Hal ini dapat memicu stress bagi korban. Media sosial juga membuat remaja menjadi sasaran empuk penjahat. Dari survei yang dilakukan, 17 persen remaja mengatakan bahwa mereka telah dihubungi secara online oleh seseorang yang tidak mereka kenal dengan cara yang membuat mereka merasa takut, atau tidak nyaman.


Pornografi

Dengan kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun merajalela. Pornografi bukan hal yang pantas dilihat oleh kalangan remaja. Menurut survei, 30 persen remaja mengatakan, mereka telah menerima iklan online yang tidak sesuai untuk usia mereka dan 39 persen remaja mengaku berbohong tentang usia mereka untuk mendapatkan akses ke situs web. Terkadang juga, mereka memposting foto yang seharusnya menjadi privasi sendiri di media sosial. Misalnya hal-hal seperti curahan hati masalah kehidupan pribadi, hingga foto-foto yang menunjukkan adanya pelanggaran moral ikut diunggah. Hal ini sangat berbahaya karena bisa jadi postingan tersebut digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Gambar terkaitNah, untuk mencegah hal-hal negatif tersebut, ada beberapa tips untuk para orang tua. Berikut tipsnya :

Bicaralah dengan anak-anak tentang bahaya dan konsekuensi media sosial.

Banyak anak tidak menyadari konsekuensi jika menggunakan media sosial. Mereka cenderung meremehkan betapa mudahnya akses informasi mereka, dan bisa melupakan bahwa orang lain sedang menonton aktivitas online mereka. Dengan berbicara kepada anak-anak tentang tanda bahaya media sosial, mereka cenderung berpikir dua kali sebelum memposting foto, atau berbagi lokasi mereka dengan orang lain secara online.


Larang anak gunakan gadget di kamar

Jika anak lebih sering menggunakan media sosial saat ada di dalam kamar, sebaiknya buat larangan, untuk tidak menggunakan gadget di dalam kamar. Izinkan mereka hanya menggunakan gadget di ruang keluarga, atau di ruang dengan pantauan banyak mata. Dengan cara ini, Anda dapat dengan mudah mengawasi penggunaan media sosial anak.
Morin mengatakan, anak-anak cenderung tidak terlibat dalam perilaku yang tidak pantas, saat mereka tahu orangtua mereka dapat melihat dari balik bahu mereka kapan saja.

Buat aturan

Membuat aturan adalah cara yang bagus untuk menanamkan kebiasaan menggunakan media sosial positif pada anak Anda. Misalnya, tetapkan batas waktu berapa lama anak bisa menghabiskan waktu di media sosial selama seminggu. Anda juga bisa menetapkan waktu khusus untuk Anda dan anak-anak bisa bebas berselancar di dunia maya bersama dan mempraktikkan keamanan media sosial.Tetapi, jangan menetapkan aturan yang terlalu kaku.

Periksa pengaturan privasi anak Anda secara teratur

Buat titik untuk memeriksa pengaturan privasi anak di setiap jaringan sosial
secara konsisten. Jaringan sosial terus memperbarui dan mengubah situs dan aplikasi mereka, sehingga Anda bisa memastikan profil anak Anda seaman mungkin.

Sekian tips dari author. Terima kasih sudah membaca!



Sumber :
https://www.kompasiana.com







Komentar

Postingan Populer